Susi Pudjiastuti, Dari pengepul Ikan, bos susia air,hingga Menteri Kelautan

Tenggelamkan !!,  pernah dengar kata-kata itu ?

Menjadi pengusaha sukses hingga menjadi menteri, perjuangan hidup susi pudjiastuti ternyata tidaklah berjalan mulus-mulus saja, karena orang yang sukses pastinya butuh pengorbanan,Ia terlahir dari keluarga yang berkecukupan, namun Ia tidak merasa berpuas dengan keadaannya. Walaupun keluarganya memberi kemudahan, ketika masih kecil , Jika orang lain seumuran dia lebih memilih untuk bermain dan bersenang-senang, tidak dengan Susi ,Ia mencoba berbisnis kecil-kecilan dengan menjual pakaian dan bed cover , dia tak gengsi ataupun malu untuk keliling berjualan, selain itu susi kecil hobi membaca buku-buku, dan sering berbicara dengan bule-bule menggunakan bahasa inggris, beliau pernah bersekolah sampai kelas 2 SMA namun keluar, sehingga hanya mempunyai ijazah SMP, katanya “ Saya keluar dari sekolah karena saya rasa sekolah tidak cocok bagi saya. Mungkin cocok bagi orang lain tapi tidak untuk saya,” ia berhenti sekolah karena keputusannya untuk terjun kedunia bisnis. Namun keputusannya itu membuat sang Ayah kecewa, hubungannya dengan sang ayah menjadi ‘dingin’ karena ‘putus komunikasi’ hingga 2 tahun lamanya

Saat itu Susi berencana untuk membuka usaha, tapi ia tidak memiliki modal dan berpikir bahwa tidak mungkin sang ayah mau membantunya .Perempuan ini pun akhirnya menjual perhiasan yang ia punya dan mencoba mandiri, berdagang kecil-kecilan.Terkumpulah modal Rp.750.000 untuk bisnis di Pangandaran pada tahun 1983. bisnis pertamanya di usia 17 tahun dengan menjual ikan dan seafood. Susi membeli ikan dan menjual ke restoran-restoran sekitar pangandaran hingga mampu menguasai bursa lelang ikan yang ada di Pangandaran.dalam berjualan ia rela hidup di truk keliling Indonesia untuk mengantarkan seafoodnya, di tahun 1996 Susi mampu mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product. Keunggulannya yang terkenal kala itu ialah lobster dengan merek “Susi Brand”,dan ia sudah melakukan ekspor pertama kalinya ke Jepang dan dilanjutkan ke Eropa.

Dalam penjualan ikannya tidak berkembang begitu pesat, banyaknya ilegal fishing membuat stok ikan menurun drastis dan harga pengolahan ikan seperti ikan beku, kering , ikan-ikan kecil memiliki nilai ekonomi rendah, Nilai tertinggi dari seafood adalah seafood segar, permintaan pasar bukan hanya di Indonesia saja tapi sudah meluas hingga Asia dan AmerikaSusi memerlukan sarana transportasi udara yang mampu dengan cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain pada pembeli dalam keadaan masih segar. Ia terkendala oleh dana dikarenakan akan membeli alat transportasi udara untuk keperluan pendistribusian produknya. Sehingga Ia mengajukan pinjaman ke bank, namun sayang Ia harus menunggu hingga 5 tahun untuk dapat mencairkan pinjamannya.Hal tersebut mungkin sedikit bisa dimaklumi, karena jumlah pinjaman yang diajukannya yaitu 47 miliar Namun akhirnya pinjaman tersebut bisa cair dan Ia segera mengeksekusi rencana yang telah di rancangnya Pada 2004, memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar menggunakan pinjaman bank. Melalui PT ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian.Sehingga kualitas lobster dan hasil laut yang dijualnya lebih segar dan tingkat kematian yang rendah

Susi awalnya tak berencana untuk bisnis penerbangan. Pesawat perintis yang dia punya hanya ditujukan untuk mengangkut produk perikanan miliknya agar dapat cepat mencapai pasar. Hingga saat tsunami Aceh terjadi pada Desember 2004 lalu, pesawat miliknya membawa bantuan bagi masyarakat Aceh. Saat hendak ditarik, pihak organisasi kemanusiaan mengaku ingin menyewa. Dari situlah Susi melihat peluang untuk memiliki lebih banyak pesawat sebagai ajang bisnis baru. Selama tiga tahun berjalan, maka perusahaan penerbangan ini semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, ada 4 di Papua, 4 pesawat di Balikpapan, Jawa dan Sumatera. Perusahaannya memiliki 32 pesawat Cessna Grand Caravan, 9 pesawat Pilatus Porter, 1 pesawat Diamond star dan 1 buah pesawat Diamond Twin star. Sekarang Susi Air memiliki 49 dan mengoperasikan 50 pesawat terbang beragam jenis.Setelah bisnis perikanan dan penerbangan berkembang,pada tahun 2014 ,ia ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Saat itulah ia mulai menemukan alasan mengapa ikan di laut Indonesia menurun drastis. penyebab utamanya adalah kegiatan illegal fishing. Survei dari 2003 ke 2013 jumlah rumah tangga perikanan Indonesia juga menurun drastis hampir 50 persen dan pemberian izin kapal asing masuk dan menangkap ikan di Indonesia oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2001

Dengan dukungan penuh dari presiden, ia mulai melarang masuknya kapal asing, melarang transshipment, dan melakukan tindakan tegas bagi para pelanggarnya.Kini setelah beberapa tahun aturan tersebut dijalankan, perikanan Indonesia menunjukkan perkembangan yang memuaskan dengan peningkatan stok ikan lestari, dan peningkatan manfaat ekonomi pada usaha perikanan tangkap dan budidaya.Selama menjabat, Susi dikenal sangat giat dalam memberantas penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) di laut Indonesia. Ia tak segan-segan memerintahkan penenggelaman kapal terutama milik asing yang terbukti mencuri ikan di perairan Indonesia. Dalam rentang waktu November 2014 hingga Agustus 2018, sebanyak 488 kapal pencuri ikan ditenggelamkan

Selain itu ia juga sangat mahir dalam berbahasa inggris., sesuatu yang tidak lazim dimiliki oleh menteri Indonesia. Atas tindakannya ini, Susi mendapatkan baik pujian dan kritikan di media sosial.Pada bulan oktober 2019, posisi Susi Pudjiastuti digantikan oleh Edhy Prabowo. Setelah tidak lagi menjabat sebagai Menteri kelautan dan perikanan, Susi Pudjiastuti kembali menjadi seorang pengusaha perikanan. Meskipun hanya hanya lulusan SMP, Susi telah menerima banyak penghargaan besar. Di antaranya Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004, Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia  Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009 dll. Susi selalu punya keyakinan kalau kita mau berbuat sesuatu pasti akan ada jalan, dia percaya bahwa manusia diberi pilihan untuk menciptakan jalan hidup yang dipilihnya.Dia tidak suka ketergantungan, karena ketergantungan akan mengurangi kemandirian. Tanpa kemandirian kita akan selalu dalam keterbatasan dalam menciptakan atau mengerjakan sesuatu, sehingga akhirnya hasilnya tidak sesuai dengan yang kita rencanakan

Kehidupan nelayan di Pangandaran dan pesisir Pantai Selatan Jawa, begitu keras dan penuh resiko, dinihari melaut siang/sore baru pulang, setiap hari tidak peduli ombak atau cuaca untuk sebuah keyakinan. Ini banyak memberikan pelajaran tentangi keyakinan & lebih mengerti makna hidup adalah sebuah keyakinan.Luar biasa sekali, susi berasal dari kampung, putus sekolah hanya ijazah smp, mempunyai tekad kuat untuk hidup mandiri, kini mempunyai bisnis perikanan, penerbangan dan ditunjuk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Selama menjadi menteri memang kebijakannya menimbulan pro-kontra, Di luar negeri, kebijakan Susi mendapatkan apresiasi seperti dari WWF Internasional yang menganugerahinya ‘Leaders for a Living Planet Awards’ atas komitmennya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan di Indonesia

Sumber :

https://www.merdeka.com/trending/kisah-hidup-susi-pudjiastuti-putus-sekolah-jadi-pengepul-ikan-di-pangandaran.html?page=all

https://id.wikipedia.org/wiki/Susi_Pudjiastuti

https://www.biografiku.com/biografi-susi-pudjiastuti/

https://www.liputan6.com/bisnis/read/3129296/mengingat-masa-kecil-ini-cita-cita-menteri-susihttps://www.liputan6.com/bisnis/read/3670632/cerita-menteri-susi-berhenti-sekolah-hingga-sukses-bangun-bisnis

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *