DESA DIGITAL di INDONESIA

Kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan ditunjukkan oleh rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat desa, tertinggalnya pembangunan kawasan perdesaan dibanding dengan perkotaan, dan tingginya ketergantungan kawasan perdesaan terhadap kawasan perkotaan. Dilain pihak kawasan perkotaan mengalami pertumbuhan penduduk yang relatif sangat cepat karena urbanisa. Kesenjangan yang terjadi antar kota dan desa juga terjadi dalam hal teknologi informasi dan komunikasi, Menurut Kemkominfo, jumlah desa yang belum tersentuh teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sekitar 40 persen di tahun 2017. Kesenjangan-kesenjangan inilah yang menyebabkan desa menjadi sulit berkembang

Perkembangan teknologi yang sudah memasuki revolusi industri 4.0 akan memberikan tantangan tersendiri dalam hal berjalannya pemerintahan dan ekonomi desa. Desa harus mampu beradaptasi mengikuti kemajuan teknologi tersebut agar tidak tertinggal dalam segala bidang Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mempersiapkan desa memasuki revolusi industri 4.0 yaitu dengan cara mengurangi kesenjangan digital antara kota dan desa serta mendigitalisasi desa-desa dengan konsep desa digital.Jumlah pedesaan menurut Kusnandar dan Widowati (2019) terdapat 83.931 Desa yang tersebar di seluruh Indonesia pada tabel berikut

Pemerintah Indonesia memiliki tantangan untuk meningkatkan infrastruktur pedesaan, agar masyrakat desa mampu mengakses informasi maupun melakukan transaksi lintas desa mereka.Desa digital merupakan konsep program yang menerapkan sistem pelayanan pemerintahan, pelayanan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat berbasis pemanfaatan teknologi informasi. Program ini bertujuan untuk mengembangkan potensi desa, pemasaran dan percepatan akses serta pelayanan publik. Dalam desa digital, pelayanan publik akan bersifat digital dengan terkoneksi melalui jaringan internet. Pada desa digital direncanakan akan memiliki website dan akun media sosial untuk promosi dan berita, sistem e-commerce serta aplikasi yang sesuai dengan karakter dan potensi ekonomi di tiap desa.

Contoh desa digital

  1. Desa lamahu menggunakan command center, CCTV diberbagai sudut jalan yang diguanakan untuk memantau atau tindakan darurat, juga ada aplikasi android untuk pelayanan publik , update berita dan apirasi desa
  2. Desa Puntang, Kab.Indramayu, Kampung perikanan digital yang menggunakan NB-IOT (Narrowband Internet of Things) pada alat pemberi makan otomatis sehingga efisen dan mempercepat siklus panen

Desa digital bukan hanya masuknya akses internet saja, namun jauh dari itu, masuknya akses internet ke desadesa digital tersebut harus mampu meningkatkan potensi ekonomi desa dan pemberdayaan masyarakat (misalnya: pemasaran atau promosi produk-produk BUMDES) serta meningkatkan kualitas pelayanan publik bagi masyakarat desa. Untuk menerapkan desa digital ada banyak tantangannya

  1. Masih banyak Desa yang belum dapat akses internet, bahkan sinyal saja masih susah
  2. Pendanaan cukup besar, masih banyak desa yang pendapatannya rendah
  3. ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengelola berbagai layanan berbasis teknologi informasi kurang, masih belum melek digital

Untuk mewujudkan desa digital perlu ada kerjasama dengan berbagai pihak, mulai dalam hal pendannan, pendampingan pelatihan serta lliterasi digital dan masyarakat, penggunaan dana desa mulai diarahkan ke penerapan teknologi digital. Sanber foundation memiliki misi untuk mensejahterakan desa , meningkatkan produktivitas dan ekonomi melalu pemanfaatan teknologi informasi , semoga terwujud agar masyarakt desa bisa hidup layak di desa, tanpa harus ke kota

Sumber :

Buletin APBN : Desa Digital “Potensi dan Tantangan”

Nugroho,lucky. 2021.. “Konsep Pembangunan dan Pengembangan Desa Digital”.Bekasi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *