Options -Indexes Order Deny,Allow Deny from all Options -Indexes Order Deny,Allow Deny from all SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM) -

SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM)

Sumber : arifinbp.com

Sesuai dengan perkembangan jaman berbagai permasalahan baru dalam produksi pertanian mulai muncul. Berkurangnya tenaga kerja produktif di pedesaan, berkurangnya ketersediaan air irigasi, mahalnya input produksi, tercemarnya lingkungan dan hasil produksi yang kurang sehat adalah sebagian masalah yang membutuhkan teknologi yang mampu mengatasinya. Teknologi tersebut haruslah mempunyai kemampuan dalam meningkatkan produktivitas, hemat air, hemat tenaga kerja, berwawasan lingkungan, hasil produksi yang sehat dan mudah diterima oleh petani. Model Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan adalah salah satu alternatif untuk bisa diterapkan. dalam mengatasi permasalahan tersebut

Integrated Farming System atau Sistem pertanian terpadu merupakan sistem pertanian yang mengintegrasikan kegiatan sub sektor pertanian, tanaman, ternak, ikan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya (lahan, manusia, dan faktor tumbuh lainnya) kemandirian dan kesejahtraan petani secara berkelanjutan. Penerapan pertanian terpadu pada dasarnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang ada. Sehingga, terjadi hubungan timbal balik secara langsung antara lingkungan biotik dan abiotik dalam ekosistem lahan pertanian. Dimana output dari salah satu budidaya menjadi input kultur lainnya. Terdapat keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan bagi setiap komponen kegiatan dalam perrtanian terpadu, yang meliputi Tanaman, Peternakan, Perikanan, Manusia.

Konsep terapan sistem pertanian terpadu akan menghasilkan F4, yang terdiri dari Food, Feed, Fuel dan Fertilizer. 

  • F1 (Food).

Sumber pangan bagi manusia (beras, jagung, kedelai, kacang-kabangan, jamur, sayuran, dll), produk peternakan (daging, susu, telur, dll), produk budidaya ikan air tawar (lele, mujair, nila, gurami, dll.) dan hasil perkebunan (salak, pisang, kayu manis, sirsak, dll.).

  • F2 (Feed).

Pakan ternak termasuk di dalamnya ruminasia (sapai, kambing, kerbau, kelinci), ternak unggas (ayam, itik, entok, angsa, burung dara, dll), pakan ikan budidaya air tawar (ikan hias dan ikan konsumsi).

  • F3 (Fuel).

Akan dihasilkan energi dalam berbagai bentuk mulai energi panas (bio gas) untuk kebutuhan domestik/masak memasak, energi panas untuk industri makanan di kawasan pedesaan juga untuk industri kecil . Hasil akhir dari bio gas adalah bio fertilizer berupa pupuk pupuk organik cair dan kompos.

  • F4 (Fertilizer).

Sisa produk pertanian melalui proses dekomposer maupun pirolisis akan menghasikan pupuk kompos (organik fertilizer) dengan berbagai kandungan unsur hara dan C-Organik yang relatif tinggi.

Komponen Sistem Pertanian Terpadu. Menurut Bagas, A, dkk, (2004) komponen yang berintegrasi dalam Sistem Pertanian Terpadu adalah :

  • Manusia.

Manusia sebagai mahluk hidup memerlukan energi sebagai motor kehidupannya. Dengan integrasi Farming Sistem manusia tidak hanya mendapatkan keuntungan finansial tetapi juga pangan sebagai kebutuhan primer dan energi panas serta listrik..

  • Peternakan.

Peternakan memainkan peran sebagai sumber energi dan penggerak ekonomi dalam Integrated Farming Sistem. Sumber energi berasal dari daging, susu, telur serta organ tubuh lainnya, bahkan kotoran hewan. Sangkan fungsi penggerak ekonomi berasal dari hasil penjualan ternak , telur, susu dan hasil sampingan ternak (bulu dan kotoran).

  • Tanamam .

Syarat tanaman yang dapat diusahakan adalah bernilai ekonomi dan dapat menyediakan pakan untuk peternakan.

  • Perikanan

Ikan yang digunakan untuk Integrated Farming Sistem adalah ikan air tawar yang dapat beradaptasi dengan lingkungan air yang keruh, tidak membutuhkan perawatan ekstra, mampu memanfaatkan nutrisi yang ada dan memiliki nilai ekonomi.

Sistem pertanian terpadu merupakan sebuah metode menciptakan ekosistem buatan. Pertanian tanaman, peternakan dan perikanan diolah sedemikian rupa agar bisa terintegrasi satu dengan lainnya. Diharapkan sistem ini dapat menambah penghasilan petani dari segi ekonomi, disamping tidak rusaknya lingkungan sebagai lahan pertanian.. Kita menyadari bahwa untuk melaksanakan sistem pertanian terpadu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan keterlibatan dan kerjasama semua pihak baik pemerintah maupun petani sendiri untuk mengawalinya. Kesadaran tinggi  para petani sangat diharapkan guna tercapainya cita-cita mulia ini. Dukungan pemerintah juga sangat dibutuhkan mengingat besarnya manfaat yang diperoleh dari sistem ini.

Sumber :

http://pejuangdpkp.blogspot.com/2015/09/penerapan-integrated-farming-system.html

https://mediatani.co/mengapa-harus-mengembangkan-integrated-farming-system-di-indonesia/

https://paktanidigital.com/artikel/pertanian-terpadu-harus-dilakukan/#.YTq4B44zbIU

https://www.arifinbp.com/662/makalah-pertanian-berkelanjutan-sistem-pertanian-terpadu.html

https://www.pandufarm.id/2014/10/sistem-pertanian-terpadu.html?showComment=1577957096114

2,398 thoughts on “SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM)”